Thursday, October 19, 2017

Jenis-jenis Perkerasan Jalan dan Kerusakan Yang Terjadi Pada Jalan


PERKERASAN LENTUR 
Jenis-jenis  kerusakan  perkerasan  lentur  (aspal),  umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Deformasi: bergelombang, alur, ambles, sungkur. mengembang, benjol dan turun.
2) Retak: memanjang, melintang, diagonal, reflektif, blok, kulit buaya, dan bentuk bulan sabit.
3) Kerusakan tekstur permukaan: butiran lepas, kegemukan, agregat, licin, terkelupas, dan     stripping.
4) Kerusakan lubang, tambalan dan persilangan jalan rel.
5) Kerusakan di pinggir perkerasan: pinggir retak/pecah dan bahu turun.

Berikut  ini  akan  dijelaskan  hal-hal  yang  terkait  dengan masing-masing kerusakan tersebut.
1.Deformasi
Deformasi  adalah  perubahan  permukaan jalan dari profil aslinya (sesudah pembangunan).Deformasi merupakan kerusakan penting  dari  kondisi  perkerasan,karena  mempengaruhi  kualitas kenyamanan lalu-lintas (kekasaran, genangan air yang mengurangi
kekesatan permukaan), dan dapat mencerminkan kerusakan struktur perkerasan. Beberapa tipe deformasi perkerasan Lentur adalah :
1).Bergelombang(Corrugation)
2). Alur (rutthzg)
3). Ambles (depression)
4). Sungkur (shoving)
5). Mengembang (swell)
6). Benjol dart turun (hump and sags).



1.1 Bergelombang (Corrugation)
Bergelombang atau keriting adalah kerusakan oleh akibat terjadinya deformasi   plastis   yang   menghasilkan   gelombang-gelombang melintang atau tegak lurus arah perkerasan perkerasan aspal. Gelombang-gelombang terjadi pada jarak yang
relatif teratur, dengan panjang kerusakan kurang dari 3 m di sepanjang perkerasan
Keriting  sering  trajadi  pada  titik-titik  yang  banyak mengalami  tegangan horisontal  tinggi, di  mana  lalu-lintas mulai bergerak dan berhenti. Pada jalan di bukit, keriting terjadi akibat kendaraan  mengerem  saat turun, pada belokan tajam atau pada
persimpangan.
•   Faktor penyebab kerusakan
1) Aksi  lalu-lintas yang disertai dengan permukaan perkerasan atau lapis pondasi yang tidak stabil.Permukaan perkerasan yang tidak stabil ini, disebabkan karena campuran lapisan aspal yang buruk, misalnya akibat terlalu tingginya kadar aspal, terlalu banyaknya agregat halus, agregat berbentuk bulat dan licin, atau terlalu lunaknya semen aspal.
2) Kadar air dalam lapis pondasi granuler (granular base) terlalu tinggi, sehingga tidak stabil.

•   Resiko lanjutan
1)    Area yang mengalami keriting meluas.
2)    Mengurangi kenyamanan dan keselamatan kendaraan.

1.2 Alur (Rutting)
            Alur adalah deformasi permukaan perkerasan aspal dalam bentuk turunnya perkerasan ke arah memanjang pada lintasan roda kendaraan Distorsi permukaan jalan yang membentuk alur-alur terjadi oleh akibat beban lalu-lintas yang berulang-ulang
pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Gerakan ke atas perkerasan dapat timbul di sepanjang pinggir alur. Alur biasanya  banyak nampak jelas ketika hujan dan terjadi genangan air di dalamnya.
•   Faktor penyebab.kerusakan
1)Pemadatan  lapis  permukaan  dan  pondasi   (base)  kurang,sehingga akibat beban lalu lintas lapis pondasi memadat lagi.
2) Kualitas campuran aspal rendah, ditandai dengan gerakan arah lateral dan ke bawah dari campuran aspal di bawah beban roda berat
3) Gerakan lateral dari satu atau lebih dari komponcn pembentuk lapis perkerasan yang kurang padat. Contoh terjadinya alur pada lintasan  roda  yang  disebabkan  oleh deformasi  dalam lapis pondasi atau tanah-dasar
4) Tanah-dasar lemah atau agregat pondasi  (base) kurang tehal,periadatan        atau terjadi pelemahan akibat infiltrasi air tanah

•   Resiko lanjutan
1)    Terjadi kenaikan perkerasan secara berlebihan di sepanjang sisi alur.
2)    Mengurangi kenyamanan dan keselamatan kendaraan.
3)    Alur apabila diuenangi air, selain kerusakan lebih meluas, juga dapat mengakibatkan kecelakaan kendaraan.

1.3 Ambles (Depression)
Ambles adalah penurunan perkerasan yang terjadi pada area  terbatas yang mungkin dapat diikuti dengan retakan penurunan ditandai dengan adanya genangan air pada pemiukaan perkerasan yang membahayakan lalu-lintas yang lewat.

•   Faktor penyebab kerusakan
1) Beban lalu-lintas berlebihan.
2) Penurunan sebagian dari perkerasan akibat lapisan di bawah perkerasan mengalami penurunan.

1.4 Sungkur (Shoving)
Sungkur adalah  perpindahan  permanen  secara  lokal  dan memanjang dari permukaan perkerasan yang disebabkan oleh beban lalu-lintas. Ketika lalu-lintas mendorong perkerasan, maka mendadak timbul gelombang pendek di permukaannya. Penggembungan lokal permukaan perkerasan nampak dalam arah sejajar dengan arah lalu-lintas  dan/atau perpindahan  horisontal  dari  material  permukaan, terutama  pada  arah  lalu-lintas dimana  aksi  pengcremen  atau percepatan sering terjadi. Sungkur melintang juga dapattimbul oleh gerakan lalu-lintas membelok. Sungkur biasanya juga terjadi pada perkerasan aspal yang berbatasan dengan perkcrasan beton semen portland (PCC). Perkerasan beton bertambah panjang (oleh kenaikan suhu) dan menekan perkerasan aspal, sehingga terjadisungkur.

•   Faktor penyebab kerusakan
1) Stabilitas campuran lapisan aspal rendah. Kurangnya stabilitas campuran dapat disebabkan oleh terlalu tingginya kadar aspal,terlalu banyaknya  agregat halus, agregat berbentuk bulat  dan licin atau terlalu lunaknya semen aspal.
2) Terlalu  banyaknya  kadar  air  dalam  lapis  pondasi  granuler(granular base).
3) Ikatan antara lapisan perkerasan tidak bagus
4) Tebal perkerasan kurang.


1.5 Mengembang (Swell)
Mengembang adalah gerakan ke atas lokal dari perkerasan akibat pengembangan (atau pembekuan air) dari tanah-dasar atau dari bagian  struktur perkerasan. Perkerasan  yang naik akibat tanah-dasar yang mengembang ini dapat menyebabkan retaknya permukaan  aspal.Pengembangan  dapat dikarakteristikkan dengan gerakan perkerasan aspal, dengan panjang gelombang > 3 m.

•  Faktor penyebab kerusakan
1) Mengembangnya material lapisan di bawah perkerasan atau tanah-dasar.
2)Tanahdasar  perkerasan  mengembang,  bila  kadar  air  naik.limumnya, hal ini terjadi bila tanah pondasi berupa lempung yang  intidali  mengembang  (lempung  montmordlonite)  oleh kenaikan kadar air.
•  Resiko lanjutan
1) Mengurangi kenyamanan dan membahayakan keselamatan kendaraan.
2) Memicu terjadinya retakan.



1.6 Benjol dan Turun (Bump and Sags)
Benjol adalah gerakan atau perpindahan ke atas, bersifat lokal dan kecil, dari permukaan perkerasan aspal, sedangkan penurunan (sags) yang juga berukuran kecil,
•   Faktor penyebab kerusakan
1) Tekukan atau penggembungan dari perkerasan pelat beton di bagian bawah yang diberi lapis tambahan (over/ay) dengan aspal.
2) Kenaikan oleh pembekuan es (lensa-lensa es).
3) Infiltrasi dan penumpukan material dalam retakan yang diikuti dengan pengaruh beban lalu-lintas.


2.1 Retak Memanjang (Longitudinal Cracks)
Retak  berbentuk  memanjang pada perkerasan jalan dapat terjadi dalam bentuk tunggal atau berderet yang sejajar, dan kadang-kadang sedikit bercabang.Retak memanjang dapat terjadi oleh labilnya  lapisan pendukung  dari  struktur  perkerasan.
Retak memanjang dapat timbul oleh akibat beban maupun bukan.Retak yang bukan akibat beban,misalnya oleh  akibat  adanya sambungan pelaksanaan ke arah memanjang. Kurangnya ikatan antara bagian-bagian perkerasan selama pelaksanaan mengakibatkan
timbulnya retakan.

•   Faktor penyebab kerusakan
1) Gerakan arah memanjang oleh akibat kurangnya gesek internal dalam lapis pondasi (base) atau tanah-dasar, sehingga lapisan tersebut kurang stabil.
2) Adanya perubahan volume tanah di dalam tanah-dasar oleh gerakan vertikal.
3) Penurunan tanah urug atau bergeraknya lereng timbunan. Lebar celah bisa mencapai 6 mm, sehingga memungkinkan adanya infiltrasi air dart permukaan.
4) Adanya penyusutan semen pengikat pada lapis pondasi  (base) atau tanah-dasar.
5) Kelelahan (fatigue) pada lintasan roda.
6) Pengaruh tegangan termal (akibat perubahan suhu) atau kurangnya pemadatan.

2.2 Retak Melintang (Transverse Cracks)
Retak   melintang   merupakan   retakan   tunggal        (tidak bersambungan satu sama lain) yang melintang perkerasan.Perkerasan,   retak   ketika   temperatur   atau   lalu-lintas
menimbulkan tegangan dan regangan yang melampaui kuat tarik atau kelelahan dari campuran  aspal  padat.  Retak macam ini biasanya berjarak yang mendekati sama.
•   Faktor penyebab kerusakan
1) Penyusutan bahan pengikat pada lapis pondasi dan tanah-dasar.
2) Sambungan pelaksanaan atau retak susut  (akibat  temperature rendah atau pengerasan) aspal dalam perniukaan.
3) Kegagalan struktur lapis pondasi.
4)Pengaruh  tegangan  termal (akibat  perubahan  suhu)  atau kurangnya pemadatan.

•   Faktor penyebab kerusakan
1) Refleksi dari retak susut atau sambungan pada material pengikat yang berada di bawahnya [umumya beton semen portland, lapis pondasi rekat  (cemented base) dan lapis pondasi aspal (asphalt base)].
2) Terjadi beda penurunan antara timbunan, galian atau bangunan.
3) Desakan akar pohon-pohonan.
4) Pemasangan bangunan layanan umum.

2.4 Retak Berkelok-kelok (Meandering Cracks)

Retak  berkelok-kelok  adalah  retak  yang  tidak  saling berhubungan, polanya tidak teratur, dan arahnya bervariasi biasanya sendiri-sendiri
•  Faktor penyebab kerusakan
1) Penyusutan material di bawah material rekat atau material butiran halus  tertentu.
2) Pelunakan  tanah  di  pinggir  perkerasan  akibat  kenaikan kelembaban,atau  terjadi  beda  penurunan antara timbunan,galian atau struktur
3) Pengaruh akar tumbuh-tumbuhan.
2.5 Retak Reflektif  Sambungan (Joint Reflection Cracks) (berasal dari Pelat Beton Semen Portland, PCC,Memanjang dan 11,Ielintang)
Kerusakan ini umumnya terjadi pada permukaan perkerasan aspal  yang telah  dihamparkan di atas perkerasan beton semen portland (Portland Cement Concrete, PCC). Retak terjadi pada lapis tambahan (overlay)  aspal yang mencerminkan pola retak dalam perkerasan beton lama yang berada di bawahnya. Jadi, retakan ini terjadi pada lapis tambahan dalam perkerasan aspal, di mana retak pada lapisan lama belum sempurna diperbaiki Pola retak dapat ke arah memanjang, melintang, diagonal atau membentuk blok.
Retak reflektif pada sambungan tidak termasuk retak reflektif dari lapis pondasi (stabilisasi kapur atau semen). Retakan ini dapat disebabkan   oleh perubahan   suhu   atau   kelembaban   yang mengakibatkan pelat beton di bawah lapisan aspal bergerak. Jadi, retak semacam ini bukan dari akibat pengaruh beban lalu-lintas. Namun, beban lalu-lintas dapat memecahkan permukaan aspal di
sekitar retakan. Jika perkerasan menjadi terpecah-pecah di sepanjang retakan, maka retak ini disebut gompal (spoiling).
•   Faktor penyebab kerusakan
1) Gerakan vertikal atau  horizontal pada lapisan di bawah lapis tambahan, yang timbul akibat ekspansi dan kontraksi saat terjadi perubahan temperatur atau kadar air.
2) Gerakan tanah pondasi.
3) Hilangnya kadar air dalam tanah-dasar yang kadar lempungnya tinggi.
      




No comments:

Post a Comment