Saturday, September 23, 2017

BAB 1 dan 2 Tugas Perancangan Keairan "Tentang Morfologi, Geometri, Profil Memanjang dan Melintang Sungai, dan Tentang Banjir serta Teknik Pengendaliannya dan Juga Gerusan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Pendahuluan
Ketika air hujan yang jatuh mengalir di sungai melebihi daya tampung tampang geometri sungai maka air sungai akan meluap di kanan kirinya. Luapan air di kanan kiri sungai dapat menimbulkan genangan dan banjir serta menimbulkan kerugian harta maupun jiwa, disamping itu genangan yang ditimbulkan juga menjadikan kertergangguan lingkungan dari kenyamanan serta rawan penyakit.Di beberapa kawasan kejadian frekuensi banjir akhir-akhir ini dari tahun ke tahun semakin bertambah, baik dari segi kuantitas maupun keberulangannya.
Begitu juga halnya di wilayah Jawa Tengah, hujan yang meng­guyur sebagian besar wilayah ini sering sekali menyebabkan banjir di daerah sekitar Kotamadya Semarang dan Kabupaten Unggaran.  Ribuan rumah terendam banjir, jalur transportasi kota sebagai urat nadi perekonomian utama sering terputus.  Air hujan yang jatuh dalam daerah pengaliran sungai Garang di Kabupaten Unggaran kota tidak mampu ditampung oleh lebar alur sungai yang ada. Sering sekali debit banjir yang melelaui sungai garang ini menjadikan banjir kiriman untuk Kotamadaya Semarang.

Proses ini timbul karena debit banjir yang melewati sungai sedemikian besarnya, dan debit yang besar ini melimpas pada bantaran sungai. Pada penggal tikungan sungai juga dijumpai kerusakan/keruntuhan tebing sungai.Akan tetapi kejadian ini tidak mesti terjadi setiap tahun.Ada banjir-banjir besar tertentu yang masih dalam batas aman toleransi dan ada banjir-banjir yang memang merusak kawasan sekitarnya.
Sungai Garang yang berhulu di Kabupaten Unggaran mengalir di tepi jalan raya dan pemukiman penduduk. Hulu sungai ini terletak di  kawasan hutan lindung yang masih terjaga kelestarian hutannya, namun demikian banjir juga tetap mengancam keberadaan kawasan ini. Dengan karakterisitik sungai yang sedemikian maka kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) menampung beban aliran yang besar sehingga potensi membawa banjir pada musim hujan.Kejadian banjir di awal tahun 2014 telah menimbulkan dampak yang merugikan terhadap penduduk sekitarnya.Mengamati profil memanjang dan profil melintang sungai bahwa telah terjadi gerusan di sebagian kawasan hulu, dan kawasan hilir terjadi endapan sedimen dasar sungai.Oleh karena itu agar banjir tidak selalu menimbulkan bencana maka perlu direncanakan secara teknis konstruksi pengaman banjir beserta bangunan pelengkap lainnya.

1.2    Sasaran dan Tujuan
Sasaran dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan Perencanaan Teknis bangunan sehingga dapat menjadi acuan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk penanganan banjir secara teknis, seperti mengantisipasi lokasi daerah rawan longsor dan kerusakan-kerusakan tebing Sungai Garang.
            Tujuan pekerjaan ini adalah untuk mengatasi masalah banjir secara teknis, gerusan air sungai akibat kecepatan banjir dan ataupun oleh gerusan lokal saat banjir yang mengakibatkan runtuhnya tebing sungaiyang berakibat terganggunya fasilitas infrastruktur umum.

1.3    Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan Sungai Garang di Kabupaten Unggaran Propinsi Jawa tengah sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1 di bawah ini.


Gambar 1.1 Lokasi pekerjaan

1.4     Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan dalam Kerangka Acuan Kerja ini adalah melakukan pekerjaan “Detail Desain Bangunan Pengendalian Banjir Sungai Garang di Kabupaten Uanggran meliputi 3 (tiga) tahap pekerjaan yaitu sebagai berikut ini.
A. KegiatanPendahuluan
·      Pengumpulan data sekunder      
·      Pengumpulan data sosial, ekonomis, lingkungan dan kebijakan pemerintah
B. Kegiatan Survei meliputi
·      Survei pendahuluan
·      Survei topografi
·      Pemetaan situasi
·      Survei makanika tanah
C.  Perencanaan Teknis
·      Analsisis Hidrologi
·      Analisis data banjir dan perhitungan banjir rancangan
·      Perencanaan rinci bangunan pengendalian banjir dan sedimen

1.5     Pengumpulan Data
Pengumpulan data, peta, studi terdahulu, buku-buku tentang studi yang berkaitan dengan pengamanan Sungai Garang Kabuoaten Unggaran. Selanjutnya melakukan studi terhadap data dan informasi. Data dan informasi tersebut meliputi:
a.    Peta topografi, buku Propinsi dan Kabupaten dalam angka, catatan kejadian bencana (banjir dan kekeringan), peta penggunaan lahan DAS, dan peta tata ruang,
b.    Pengumpulan data curah hujan, klimatologi, dan debit sungai,
c.    Pengumpulan data-data sosial ekonomi seperti: kependudukan, mata pencaharian, adat istiadat, agama, kepemilikan lahan, penyediaan pangan, sumber air minum penduduk dan lain-lain,
d.    Data lain dan studi yan pernah dilakukan dan laporan lain yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah daerah atau pusat,
e.    Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah dalam hal mengurangi dampak bencana banjir.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Morfologi Sungai
Morfologi (Morpologie) berasal dari kata yunani yaitu morpe yang berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu, dengan demikian maka morfologi berarti ilmu yang mempelajari tentang bentuk (Wikipedia, 2011).Morfologi sungai merupakan hal yang menyangkut kondisi fisik sungai tentang geometri, jenis, sifat, dan perilaku sungai dengan segala aspek perubahannya dalam dimensi ruang dan waktu, dengan demikian menyangkut sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Morfologi sungai sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya, kondisi aliran, proses angkutan sedimen, kondisi lingkungan, serta aktivitas manusia di sekitarnya. Proses geomorfologi utama yang terjadi di sungai adalah erosi, longsor tebing, dan sedimentasi. Air yang mengalir di sungai sebagai fungsi dari gaya gravitasi merupakan sarana transport material yang longsor dan atau tererosi, kemudian tersedimentasi pada daerah yang lebih rendah. Erosi adalah kombinasi proses pengikisan, pengangkutan, dan pemindahan materi lapukan batuan, kemudian dibawa ke tempat lain oleh tenaga pengangkut. Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang berasal dari tempat lain (Dibyosaputro, 1997).


Gambar 2.1 Morfologi Sungai
Keterangan Gambar Morfologi sungai:
Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai mengalami proses pelapukan, erosi, pelarutan dan sebagainya akan bergabung membentuk sungai utama.
Oxbow lake atau Danau tapal kuda merupakan danau yang dihasilkan dari suatu meander atau sungai yang berkelok-kelok dengan sifat airnya meluber melintasi daratan mengambil jalan pintas dan meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau tapal kuda. Oxbow lake terbentuk dari waktu ke waktu sebagai akibat dari erosi dan sedimentasi dari tanah disekitar sungai meander.
Meander adalah bentuk sungai yang berkelok-kelok terjadi akibat adanya pengikisan dan pengendapan. Apabila terjadi secara berulang-ulang akan membentuk kelokan pada sungai. Dan apabila proses ini terjadi pada beberapa bagian sungai, maka akan membentuk sungai yang berkelok-kelok yang disebut sebagai meander. Pada lengkungan meander masing-masing terdapat dua sisi bagian dari lengkung meander yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkan aliran tersebut berpindah disebut undercut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung di badingkan arus pada sisi dalam, sehingga sisi luar lingkungan tererosi hasil terendapkan pada sisi dalam.
Degradasi adalah penurunan lapisan fluvial akibat proses erosi. Fluvial adalah proses terkait keberadaan arus sungai, dan endapan hasil erosi.
Agradasi adalah penumpukan bahan-bahan yang terjadi oleh karena gaya angkut berhenti, misalkan karen dasar sungai tempat berlangsungnya pengakutan tidak lagi berlanjud melainkan berubah menjadi datar. Proses terjadinya agradasi dasar sungai pada hulu akibat adanya pemasangan bangunan air. Selain itu degradasi juga dipengaruhi oleh debit, waktu pengaliran dan angkutan sedimen.
Ciri–ciri Karakteristik fisik sungai progo bagian tengah yaitu arus air sungai tidak begitu deras, erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal), aliran sungai mulai berkelok-kelok, mulai terjadi proses sedimentasi (pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang sedangkan pada bagian 8 hilir sungai progo memiliki karakteristik yaitu arus air sungai tenang, banyak terjadi sedimentasi, erosi ke arah samping (horizontal), sungai berkelok-kelok (terjadi proses meander).

2.2     Geometri Sungai
Geometri sungai adalah alur, palung dan lembah sungai yang diukur secara vertical dan horizontal/denah, dimana parameter yang dibutuhkan adalah: luas, kedalaman, panjang, lebar, kemiringan, dan ketinggian (elevasi).Parameter geometri dapat diperoleh dengan cara:
1. Pengukuran langsung dilapangan, yaitu untuk membuat peta situasi medan dan sungai, penampang memanjang serta penampang melintang sungai.
2. Pengindraaan jauh untuk peta medan.


Gambar 2.2 Geometri Sungai Curam


Gambar 2.3 Geometri Sungai Landai

Geometri sungai erat kaitannya dengan kejadian banjir, sebab kapasitas sungai akan berubah jika geometri sungainya berubah. Geometri sungai juga akan berbeda tergantung lokasi sungai tersebut. Jika sungai berada di tempat yang curam, geometrinya akan berbeda dengan sungai yang berada di tempat landai. Di tempat yang curam seperti di lereng, geometri sungainya akan cenderung lebih dalam. Hal ini disebabkan oleh gerusan air yang melewati lereng memiliki kecepatan yang tinggi. Sedangkan sungai yang berlokasi di tempat yang landai akan memiliki geometri yang dangkal,karena di lokasi tersebut aliran air memiliki kecepatan rendah dan membawa serta sedimen hasil gerusan tanah dari bagian lereng.

2.3     Profil Memanjang dan Melintang
Dalam membicarakan penampang dalam suatu lembah, yang di sajikan adalah penampang melintang dan penampang melintang. Untuk itu, akan disajikan secara satu persatu, adalah sebagai berikut:
2.3.1  Penampang Melintang
Penampang melintang suatu lembanh aliran sungai ada yang berbentuk V dan ada pula yang berbentuk U. namun sebenarnya bentuk ini tidak lah tepat benar, karena setiaplembah jarang sekali memiliki menpunyai sisi lereng yang simetris.Hal ini tergantung pada material batunya seperti resisten tidaknya batuan, struktur pelapisan (kedudukan lapisan yang hampir tegak pada lereng di bagian dalam). Hal ini di sebabkan karena air yang menglir pada lekukan meander tersebut, terutama pada sisi luar merupakan aliran dengan tekanan yang paling besar, sehingga terjadi pengikisan ke arah luar dan dinding terlihat lebih tegak. Bandingkan dengan sisi bagian dalam nampak lebih landai. Kelokan bagian luar disebut dengan Undercut slope (bagian dinding yang terkikis), sedangkan sisi bagian dalam kelokan merupakan slip of slope (bagian sisi yang terendapi material), sehingga makin ke  arah pinggir makin  dangkal. Berdasarkan kekuatan mengerosi kearah dinding kelokan, maka jelas lahan yang ada di bagian barat aliran makin lama makin terkikis habis, sebaliknya  lahan di bagian timur aliran luasnya bisa bertambah kearah barat. Untuk mengatasi pelebaran dan perubahan aliran, maka pada sisi bagian barat sebaliknya di buat pengaman misalnya di pasang batu bronjong (batu yang di taruh dalam kawat teranyam dan tersusun) untuk menahan kuat arus.

2.3.2  Penampang  Memanjang Lembah
Penampang memanjang lembah pada dasarnya sama dengan penampang melintang. Hanya saja pada penampang memanjang menunujukan profil suatu lembah atau sungai dari hulu ke hilir dengan memperhatikan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama. Oleh karena itu penampang memanjang merupakan grafik tentang ketinggian suatu tempat sepanjang alur lembah kesungai dari hulu ke hilir.

2.4     Banjir dan Teknik Pengendalian Banjir
         
2.5     Erosi dan Sedimentasi
2.5.1  Erosi
Erosi yaitu proses lepasnya partikel batuan oleh tenaga pengikis (Angin, Air tawar, Air laut dan Es/gletser). Ditinjau dari tenaga pengikisnya, erosi dibagi menjadi empat:
1.  Ablasi yaitu erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir. Ablasi dibedakan menjadi lima:
a.  Erosi Permukaan/Lembar (Splash Erosion)
Terjadi jika air permukaan bergerak turun lereng dan mengangkut partikel-partikel tanah.
b.  Erosi Percikan (Splash Erosion)
Terjadi jika air hujan memecah dan menghempaskan partikel-partikel tanah.
c.  Erosi ALur (Riil Erosion)
Terjadi jika air yang mengerosi tanah membentuk alur
d.  Erosi Parit (Gully Erosion)
Terjadi dari perkembangan erosi alur dan berkembang menjadi ukuran lebih dalam dan lebar (berbentuk V atau U).
e.  Erosi Air Terjun (Waterfall Erosion) atau Erosi Mudik
Terjadi karena air terjun, dan dapat menyebabkan erosi vertical yang bergerak mundur.
2.  Abrasi yaitu erosi yang disebabkan oleh pengerjaan gelombang air. Abrasi dapat menyebabkan terjadinya tiga bentukan :
a.  Cliff yaitu bentuk pantai dimana dinding bagian atas menggantung, sedangkan bagian bawah terkikis oleh gelombang laut. Contoh: Cliff Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Cipatujah (Jawa Barat).
b.  Fyord yaitu pantai yang menjorok kedaratan dan bertebing curam. Contoh: Pantai barat pulau Selatan Selandia Baru, Pantai barat Kanada
cMarine Stack yaitu kumpulan tiang-tiang yang merupakan sisa sisa abrasi. Contoh: Sand Dune (bukit - bukit pasir)
3.  Eksarasi yaitu erosi yang disebabkan oleh pengerjaan es yang mencair atau gletser.
4.  Deflasi yaitu erosi yang terjadi karena angin. Contoh: Sand Dune (bukit-bukit pasir)

2.5.2  Sedimentasi
Sedimentasi yaitu peristiwa pengendapan partikel-partikel batuan yang telah diangkut oleh air, angin, maupun gletser. Bentuk-bentuk yang dihasilkan oleh sedimentasi air antara lain:
1.  Delta yaitu endapan tanah yang terdapat di muara sungai. Bentuk delta antara lain:
a.    Delta Cembung
b.    Delta Runcing
c.    Delta Kaki Burung
d.   Delta Pengisi Estruaria
2.  Dataran Banjir yaitu dataran yang terdapat di kanan-kiri, terbentuk dari tanah yang ditinggalkan banjir berfungsi sebagai penampung air sungai ketika banjir.
3.  Tombolo yaitu endapan pasir yang menggabungkan daratan dengan pulau yang dekat dengan pantai.
4.  Nehrung yaitu endapan pasir yang melintang berbentuk seperti lidah.

2.5.3  Proses Terjadinya Erosi dan Sedimen
Proses erosi secara alami telah terjadi yaitu proses pelapukan batuan atau bahan induk tanah secara geologi dan alamiah. Erosi alami merupakan proses keseimbangan alam yang artinya kecepatan kerusakan tanah masih saa atau lebih kecil dari proses pembentukan tanah. Sedangkan DAS yang masuk dalam wilayah perkotaan mengalami erosi yang cukup besar dan dalam waktu yang cukup cepat. Hal ini dikarenakan, perubahan tata guna lahan yang disebabkan oleh meningkatnya kegiatan manusia di wilayah DAS tersebut. Meningkatnya kegiatan manusia dalam mengelola dan meningkatkan produktivitas tanah telah menyebabkan terjadinya pemecahan agregat-agregat tanah karena pengangkatan dan pemindahan tanah pada saat pengolahan tanah. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya laju erosi tanah yang disebut erosi dipercepat.
Penyebab utama terjadinya erosi di daerah tropis seperti Indonesia adalah air. Hal ini disebabkan oleh, daerah tropis memiliki kelembaban dan rata-rata curah hujan per tahun yang cukup tinggi. Proses erosi tanah yang disebabkan oleh air meliputi 3 tahap, yaitu :
1.  Pelepasan butiran tanah atau paertikel tanah dari bongkah agregat tanah.
2.  Pemindahan atau pengankutan butiran tanah oleh media pengangkut, yaitu air.
3.  Pengendapan butiran tanah dimana butiran tanah tidak dapat diangkut lagi oleh media pengangkut.






DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2017 . Morfologi Sungai (https://id.wikipedia.org/ wiki/Morfologi_sungai . Diakses 11 September 2017 )
Anonim, 2015 .  Morfologi Sungai.(http://geografitanah-fahmiastathi .blogspot.co.id/2014/10/morfologi-air-sungai.html Diakses 11 September 2017)
Anonim, 2012. Sungai.(http://rizaldyberbagidata.blogspot. co.id/2012/06/sungai.html . Diakses 11 September 2017)
Maryono, A., 2005. Eko-Hidraulik Pembangunan Sungai. Yogyakarta : Magister Sistem Teknik Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada
Pujianto, Adjie (2013, 15 Agustus) Pelapukan, Erosi, dan Sedimentasi. (http://pujiyantokedung.blogspot.co.id/2013/08/ pelapukan-erosi-dan-sedimentasi.html . Diakses 13 September 2017)
Hidrologi Teknik, Ir. C.D Soemarto, B.I.E, DIPL.H, 1999
Anonim, (2013, 26 Februari) Erosi dan Sedimentasi. (http://andreysuryanto.blogspot.co.id/2013/02/erosi-dan sedimentasi.html . Diakses 13 September 2017)


No comments:

Post a Comment