Friday, October 20, 2017

Hati-hati, Pemakaian Minyak Goreng Berulang-ulang Picu Penyakit Jantung

Mungkin tak sedikit orang yang menggunakan kembali minyak yang sudah digunakan untuk menggoreng makanan. Namun kebiasaan ini ternyata bisa meningkatkan lemak trans yang menjadi sumber utama penyebab penyakit jantung.

Menurut para dokter termasuk dari AIIMS, yang dilansir dari laman Indian Express, lemak dalam makanan terdiri dari empat jenis yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh, mono dan trans. Minyak trans merupakan minyak yang paling berbahaya, apalagi jika dimasak dalam durasi lama.



"Orang-orang kami sama sekali tidak tahu apa yang mereka makan. Lemak trans yang paling berbahaya dan penyebab utama penyakit jantung masuk ke dalam tubuh manusia dengan berbagai cara. Seseorang harus memilih minyak goreng yang seimbang dan memiliki kurang dari 4 gram lemak jenuh," kata Sundeep Mishra, Guru Besar Kardiologi di AIIMS.

Mishra, yang memiliki beberapa penelitian mengenai masalah ini mengatakan bahwa minyak mendidih berjam-jam dan penggunaan kembali minyak sulingan menyebabkan peningkatan kandungan berbahaya lemak trans.

Meskipun minyak sawo dan minyak zaitun termasuk minyak 'baik' yang sebagian besar digunakan untuk memasak, namun para dokter menyarankan agar minyak mustard dicampur dengan ghee (minyak samin) untuk menyeimbangkan lemaknya. Sementara minyak zaitun hanya boleh ditaburkan pada makanan yang dimasak dan tidak digunakan untuk menggoreng karena menyebabkan peningkatan lemak trans.

Nikhil Tandon, profesor Endokrinologi di AIIMS menyatakan bahwa satu orang seharusnya hanya memiliki 0,5 liter lemak setiap bulannya.

"Kebiasaan makan kita sedemikian rupa sehingga penyakit jantung menjadi umum. Bahkan di pasar, biskuit dimasak dalam minyak bekas sehingga bisa diawetkan lama. Ini lagi-lagi menyebabkan asupan lemak trans, pembunuh terkemuka," ucapnya.

WHO mengatakan Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Mereka disebabkan oleh gangguan jantung dan pembuluh darah, dan termasuk penyakit jantung koroner (serangan jantung), penyakit serebrovaskular (stroke), tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit arteri perifer, penyakit jantung rematik, penyakit jantung kongenital dan gagal jantung.

Dokter juga mengatakan bahwa sebuah studi menarik oleh AIIMS menunjukkan bahwa hanya 13 persen orang berpendidikan memperhatikan apa yang mereka konsumsi, dan jumlah operasi bypass jantung di kalangan kaum muda pun meningkat.




[Sumber]

No comments:

Post a Comment